Pembangunan terminal kargo baru (cargo village) Bandara Soekarno-Hatta
akan dilakukan pada awal 2014 mendatang. Pembangunan cargo village
diharapkan meningkatkan daya saing dan kinerja logistik nasional.
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Tri Sunoko mengungkapkan terminal
kargo baru tersebut berkapasitas 1,5 juta ton per tahun atau lebih
besar dari kapasitas saat ini 500 ribu ton per tahun. Pembangunan cargo
village akan selesai dalam waktu 1,5 tahun sehingga pada 2016 sudah bisa
beroperasi.
"Teman-teman kita minta benchmarking ke Hong Kong, Dubai. Hong Kong is
the best, kita tirulah yang terbaik, belajar dari yang terbaik," ujar
Tri dalam Seminar Cargo Village Soekarno-Hatta di Jakarta, Selasa
(19/2).
Saat ini Bandara International Hong Kong memang merupakan bandara dengan
terminal kargo terbesar di dunia dengan kapasitas 4,9 juta ton per
tahun.
Dalam grand design pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, AP II masih
memikirkan lokasi pembangunan terminal kargo baru tersebut termasuk opsi
menggunakan lokasi terminal kargo saat ini.
Namun Tri menegaskan yang terpenting aksesibilitas jalan ke terminal
kargo tersebut harus dibangun dengan baik melalui jalur berbeda dari
jalur tengah yang digunakan penumpang.
"Itu (jalur tengah) kan untuk penumpang. Bayangkan kontainer lewat
tengah, habis jalannya, sudah rusak, macet, sekarang saja macet tiap
sore," ujarnya.
Walaupun menerapkan standar internasional, terminal kargo dengan
investasi mencapai Rp2,1 triliun tersebut harus berbudaya dan sumber
daya manusia domestik yang profesional. AP II akan masuk dalam jajaran
operator karena tidak bisa melepasnya 100%.
"Sekarang (operasi) AP II, tapi disewakan pada para warehouse. Jada
masalah kerja sama, kita masih mengkaji opsi-opsinya ya," lanjut Tri.
Cargo village Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi pusat perkantoran
bisnis angkutan udara, freigt forwarder, perusahaan pengurusan jasa
kepabeanan, perusahaan transportasi, dan perusahaan jasa kurir. Cargo
village akan dilengkapi berbagai fasilitas pergudangan dan bangunan
untuk melayani aktivitas pengelolaan kargo. (Adi & Gito/Bridge)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar